Libya Siap Untuk Gencatan Senjata

Untuk mengatasi krisis yang terjadi beberapa pekan belakangan ini, akhirnya pemerintah Libya sepakat untuk mematuhi arahan Uni Afrika. Termasuk gencatan senjata.

Demikian dikatakan delegasi khusus yang diutus Muammar Gaddafi Muhammad al-Zwai seperti dilansir AFP, Jumat (25/3) kemarin.

“Kami siap mengimplementasikan garis besar yang dimandatkan oleh komite keamanan dan perdamaian di Uni Afrika,” katanya.

Road map yang digagas Uni Afrika itu menjamin perlindungan semua warga negara, termasuk para 

 pendatang dari berbagai negara dan tenaga kerja asing dari Afrika.

“Libya berkomitmen dengan gencatan senjata dan komunitas internasional juga harus melakukan kewajiban yang sama untuk para pihak lain. Anggota komite Uni Afrika harus menjadi pemantau dalam proses gencatan senjata,” katanya.

Walau begitu pemerintah Libya menyebut aksi seranga yang dilakukan pasuakan koalisi ternyata lebih banyak membunuh warga sipil daripada melindunginya.

Menurut Menteri Kesehatan Libya Khaled Omar dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (26/3) dalam empat hari serangan tersebut sedikitnya 114 orang telah tewas sementara 445 lainya terluka akibat aksi agresi pasukan koalisi.

“Sejak 20 Maret hingga 23 Maret, penyerangan telah menewaskan 114 orang dan melukai 445 orang,” katanya.

Omar juga memerinci korban-korban tersebut dimana 104 orang tewas di Tripoli dan beberapa kota pinggiran lain, sementara 10 orang lainnya lainnya tewas di Sirte, kota kelahiran pemimpin Libya Muammar Gaddafi.