Tentang Debian
Debian adalah sistem operasi berbasis kernel Linux. Debian merupakan
‘kernel independen’, yaitu sistem operasi Debian dikembangkan murni
tanpa mendasarkan pada sistem operasi yang telah ada. Debian termasuk
salah satu sistem operasi Linux yang bebas untuk dipergunakan dengan
menggunakan lisensi GNU. Debian sendiri memiliki sistem pemaketan
sendiri (*.deb). Paket-paket yang akan dipaketkan ke dalam distro debian
haruslah menuruti debian Free Software Guidelines. Debian dikenal
menganut filosofi yang sangat ketat dalam setiap aplikasi yang
digunakan, sehingga setiap aplikasi yang ada dalam paket Debian adalah
aplikasi yang benar-benar free bahkan sampai penggunaan nama sekalipun,
contoh kasus; penggantian nama Mozilla Firefox menjadi IceWeasel
dikarenakan masalah trade mark.
Selain itu, paket-paket tersebut harus melalui 3 fase penyeleksian paket yakni stabel, testing, dan unstable. Untuk melewati ke tiga fase tersebut, sampai mendapatkan predikat software stable biasanya memakan waktu yang cukup lama. Patut untuk diketahui bahwa saat ini versi debian baru mencapai versi 3.0 padahal distro ini telah berdiri sebelum distro RedHat ataupun SuSE. Interval waktu dari satu rilis ke rilis berikutnya biasanya memerlukan waktu sekitar empat tahunan. Debian banyak dijadikan kiblat oleh distro-distro lain sebagai referensi pengembangan, hal ini bisa dilihat dari banyaknya distribusi turunan Debian yang telah dihasilkan, diantaranya (berdasarkan time line (external link)); Corel, Xandros, Progeny, LinEx?, MEPIS, SimplyMEPIS, KNOPPIX, Lindows, dan banyak lagi lainnya. Isu yang banyak didengungkan orang terhadap distro ini adalah masalah kestabilan, sehingga tidak mengherankan jika distro ini banyak digunakan sebagai dasar pembuatan distro lain.
Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan “debconf”. Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Etch”. Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi nama kode “Lenny”.
Selain itu, paket-paket tersebut harus melalui 3 fase penyeleksian paket yakni stabel, testing, dan unstable. Untuk melewati ke tiga fase tersebut, sampai mendapatkan predikat software stable biasanya memakan waktu yang cukup lama. Patut untuk diketahui bahwa saat ini versi debian baru mencapai versi 3.0 padahal distro ini telah berdiri sebelum distro RedHat ataupun SuSE. Interval waktu dari satu rilis ke rilis berikutnya biasanya memerlukan waktu sekitar empat tahunan. Debian banyak dijadikan kiblat oleh distro-distro lain sebagai referensi pengembangan, hal ini bisa dilihat dari banyaknya distribusi turunan Debian yang telah dihasilkan, diantaranya (berdasarkan time line (external link)); Corel, Xandros, Progeny, LinEx?, MEPIS, SimplyMEPIS, KNOPPIX, Lindows, dan banyak lagi lainnya. Isu yang banyak didengungkan orang terhadap distro ini adalah masalah kestabilan, sehingga tidak mengherankan jika distro ini banyak digunakan sebagai dasar pembuatan distro lain.
Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan “debconf”. Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Etch”. Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi nama kode “Lenny”.
Tidak ada komentar